Lenggang Palembang: Cita Rasa Khas yang Lembut, Gurih, dan Autentik
lensakuliner.com – Lenggang, kuliner khas Palembang yang sering disebut saudara dekat pempek, menawarkan cita rasa lembut dan gurih yang khas. Keduanya menggunakan bahan dasar serupa, yaitu campuran tepung dan daging ikan yang disajikan bersama kuah cuko.
Perbedaan Tekstur yang Jadi Ciri Khas
Meski serupa, lenggang dan pempek memiliki perbedaan yang jelas pada tekstur dan proses pembuatannya. Sementara itu, adonan pempek cenderung padat dan kenyal.
Setelah siap, adonan lenggang dipanggang dalam daun pisang berbentuk kotak. Daun pisang memberikan aroma khas yang meresap ke dalam adonan saat proses pemanggangan berlangsung.
Rahasia Kelezatan: Telur Bebek dan Aroma Daun Pisang
Ketika adonan setengah matang, penjual akan menambahkan telur bebek ke dalamnya dan mengaduk hingga rata sebelum dipanggang kembali hingga matang sempurna. Proses ini membuat tekstur lenggang menjadi lembut di dalam dan sedikit renyah di luar.

Baca Juga : Nasi Bakar Sumsum, Warisan Rasa dari Kota Serang
Cita Rasa Autentik dari Kota Sungai Musi
Lenggang memang belum sepopuler pempek, namun rasanya tidak kalah menggugah selera. Di Warung-warung ini biasanya buka mulai pukul empat sore dan ramai hingga malam.
Dengan harga sekitar Rp10.000 per porsi, lenggang menjadi pilihan tepat untuk camilan sore. Menikmatinya sambil memandangi Jembatan Ampera dan Sungai Musi menghadirkan sensasi kuliner yang khas dan menenangkan.
Kelembutan Tradisi yang Tak Pernah Pudar
Lenggang bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari warisan kuliner Palembang yang terus bertahan di tengah perkembangan zaman. Kelembutan teksturnya dan aroma daun pisang yang khas membuat siapa pun yang mencicipinya akan langsung jatuh cinta.