Dodol: Jajanan Manis yang Tak Lekang oleh Waktu
| | | |

Dodol: Jajanan Manis yang Tak Lekang oleh Waktu

lensakuliner.com – Ketika mendengar kata dodol, sebagian orang langsung membayangkan camilan manis dengan tekstur legit dan lengket. Beberapa mungkin teringat pada dodol Garut dari Jawa Barat atau dodol khas Jawa Tengah.
Namun, Indonesia punya varian dodol lain yang tak kalah terkenal — Dodol Kandangan dari Kalimantan Selatan. Jajanan ini menawarkan rasa khas dan tekstur lembut yang memikat banyak pecinta kuliner.

Asal Usul Dodol Kandangan

Warga Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sudah membuat dodol ini sejak masa awal kemerdekaan. Mereka menjaga resepnya secara turun-temurun tanpa mengubah cita rasa aslinya.
Dodol Kandangan memiliki tekstur lebih lembut dan rasa yang lebih legit dibandingkan dodol dari daerah lain.

Dahulu, masyarakat hanya membuat dodol untuk konsumsi keluarga. Saat menjualnya, mereka membentuk dodol dalam potongan kecil berbentuk segi empat atau bulat sesuai permintaan pembeli.

Bahan Alami yang Membuat Rasa Khas

Para pembuat dodol menggunakan bahan alami seperti kelapa, gula aren, dan beras ketan. Kombinasi sederhana ini menghasilkan rasa manis alami dengan aroma khas gula aren.
Mereka memilih kelapa yang tidak terlalu tua agar menghasilkan santan yang banyak dan kental. Santan inilah yang membuat dodol terasa lembut dan gurih.

Baca Juga  : Makaroni Panggang, Cita Rasa Barat yang Jadi Ikon Kuliner Bogor

Proses Pembuatan yang Penuh Kesabaran

Para pengrajin mencampur semua bahan dalam kuali besar. Mereka mengaduk adonan secara terus-menerus selama lebih dari empat jam di atas api sedang. Proses panjang ini menuntut ketekunan dan kekuatan fisik agar adonan tidak gosong.

Setelah adonan matang, mereka menuangkannya ke wadah datar untuk didinginkan.

Tiga Kualitas Dodol Berdasarkan Komposisi

Setiap produsen membedakan dodol berdasarkan jumlah bahan yang digunakan, yaitu:

  1. Kualitas Super (Nomor 1) – menggunakan 80 butir kelapa dan 12 liter beras ketan.

  2. Kualitas Menengah (Nomor 2) – menggunakan 60 butir kelapa dan 12 liter beras ketan.

  3. Kualitas Ekonomis (Nomor 3) – menggunakan 25 butir kelapa dan 15 liter beras ketan.

Semakin banyak jumlah kelapa, semakin legit rasa dodol yang dihasilkan.

Cita Rasa Asli Tanpa Pengawet

Meskipun tren kuliner modern terus berkembang, para pembuat dodol Kandangan tetap mempertahankan cara tradisional. Mereka menolak memakai bahan pengawet atau perasa buatan.
Dodol ini tetap awet berhari-hari karena gula aren alami yang berfungsi sebagai pemanis sekaligus pengawet.
Rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut membuat dodol ini selalu menjadi oleh-oleh favorit.

Tempat Membeli Dodol Kandangan Asli

Wisatawan bisa menemukan Dodol Kandangan di berbagai pusat oleh-oleh Banjarmasin atau langsung membelinya dari UMKM lokal di Kandangan.
Salah satu produsen legendaris adalah Noor Jannah, pengrajin dodol sejak tahun 1980-an.
Ibu Noor Jannah, keturunan Arab yang menetap di Kandangan, menjadi salah satu tokoh penting dalam pelestarian dodol khas Banua.
Kini, keluarganya terus melanjutkan usaha tersebut dan menjaga cita rasa dodol tetap sama seperti dulu.

Warisan Kuliner yang Patut Dilestarikan

Dodol Kandangan bukan hanya camilan tradisional, tetapi juga warisan budaya Kalimantan Selatan.
Proses pembuatannya yang panjang mencerminkan ketekunan dan kecintaan masyarakat terhadap tradisi kuliner lokal.
Menikmati Dodol Kandangan berarti ikut menjaga kekayaan rasa dan budaya yang telah hidup selama puluhan tahun.

Similar Posts