Cerorot: Kudapan Manis Khas Lombok untuk Memulai Petualangan
| | |

Cerorot: Kudapan Manis Khas Lombok untuk Memulai Petualangan

lensakuliner.com – Ketika menjelajahi pesisir pantai Lombok, jangan lupa mencicipi Cerorot, kudapan manis khas suku Sasak. Masyarakat setempat gemar menikmatinya di pagi hari bersama kopi hitam sebelum memulai aktivitas. Rasa manis gula merah dan aroma santan berpadu sempurna dengan wangi daun kelapa yang membungkusnya.

Camilan Tradisional dengan Cita Rasa Otentik

Berbeda dari kebanyakan kuliner Lombok yang bercita rasa gurih pedas, Cerorot hadir dengan sentuhan rasa manis yang memikat. Masyarakat Sasak membuatnya dari tepung beras, santan, dan gula merah. Bentuknya yang menyerupai kerucut kecil membuat jajanan ini terlihat unik dan menarik perhatian wisatawan.

Kudapan Sarat Tradisi dan Makna Budaya

Suku Sasak kerap menyajikan Cerorot pada acara adat, seperti pernikahan atau perayaan tradisional di Desa Sade Rambitan. Kini, pedagang di pasar-pasar tradisional Lombok menjual Cerorot sebagai oleh-oleh khas, sehingga wisatawan mudah membelinya untuk dibawa pulang.

Baca Juga : Mie Celor: Kuliner Khas Palembang dengan Kuah Santan Gurih

Proses Pembuatan Cerorot yang Unik

Pembuat Cerorot melipat daun kelapa muda atau janur menjadi cetakan berbentuk kerucut. Mereka mencampurkan tepung beras, gula merah, dan santan hingga rata, lalu menuangkan adonan itu ke dalam cetakan janur. Setelah itu, mereka mengukus Cerorot di dalam panci tinggi dengan tatakan berlubang kecil agar uap panas bisa meresap dan mematangkan kue secara merata.

Tungku Jangkih: Warisan Budaya dalam Memasak Cerorot

Beberapa keluarga Sasak tetap memasak Cerorot dengan cara tradisional menggunakan tungku tanah liat yang disebut jangkih. Mereka menyalakan kayu bakar kering untuk menghasilkan api, lalu mengukus Cerorot selama kurang lebih 30 menit. Cara ini menciptakan aroma harum yang membuat kudapan ini terasa lebih autentik.

Simbol Kekayaan Budaya Lombok

Cerorot bukan sekadar makanan manis, tetapi juga warisan budaya. Masyarakat Sasak menjaga tradisi memasak dengan metode lama agar generasi muda tetap mengenal budaya kuliner mereka. Setiap gigitan Cerorot tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga menceritakan sejarah dan kebanggaan masyarakat Lombok.

Similar Posts