Menikmati Senja di Ambon: Harmoni Alam dan Kuliner Khas Sagu Bakar
| | |

Menikmati Senja di Ambon: Harmoni Alam dan Kuliner Khas Sagu Bakar

lensakuliner.com – Sore hari di Pulau Ambon selalu menghadirkan suasana tenang. Pemandangan pesisir laut yang indah, angin yang berhembus lembut, dan nyiur yang bergoyang menciptakan harmoni khas tanah raja-raja. Warga Ambon mungkin sudah terbiasa dengan keindahan ini, tetapi wisatawan yang datang selalu merasa terpukau oleh pesona sore Ambon.

Cemilan Khas yang Melengkapi Indahnya Senja

Para pengunjung biasanya tidak hanya menikmati panorama, tetapi juga mencari cemilan khas untuk menemani waktu sore. Ambon memiliki banyak jenis kuliner tradisional dengan cita rasa unik. Dari berbagai jenis makanan, sagu menjadi bahan yang paling sering muncul dalam hidangan ringan.

Sagu: Bahan Pokok yang Mengakar dalam Budaya Maluku

Masyarakat Ambon dan wilayah Indonesia timur menjadikan sagu sebagai makanan pokok karena tanaman ini tumbuh subur di wilayah mereka. Berbeda dengan daerah lain yang mengandalkan nasi, warga Ambon mengolah sagu menjadi beragam makanan, termasuk cemilan sore. Salah satu yang paling digemari adalah Sagu Bakar.

Sagu Bakar, Teman Setia Kopi dan Teh

Warga Ambon selalu memilih Sagu Bakar untuk menemani kopi atau teh hangat. Anda bisa menemukan cemilan ini dengan mudah di seluruh Pulau Ambon, terutama di kawasan pusat kota. Pembuatnya mengolah tepung sagu dalam waktu singkat, lalu menyajikannya bersama parutan kelapa, gula merah, atau saus cokelat.

Baca Juga : Ilabulo: Kuliner Khas Gorontalo yang Sarat Makna dan Tradisi

Proses Tradisional yang Tetap Dilestarikan

Para ibu di Ambon mulai membuat Sagu Bakar sejak dini hari agar makanan ini siap dijual saat pagi tiba. Mereka biasanya membuat Sagu Bakar lagi pada siang hari untuk dijual pada sore hingga malam. Hingga kini, hampir semua penjual masih mempertahankan metode tradisional yang turun-temurun dari keluarga mereka.

Langkah-Langkah Membuat Sagu Bakar

Pembuat sagu mengayak tepung sagu beberapa kali untuk mendapatkan tekstur halus. Setelah itu, mereka memasukkan tepung sagu ke dalam cetakan kayu panas. Panas dari kayu yang dipanaskan di atas bara membantu tepung sagu matang secara merata. Pada tahap berikutnya, mereka menambahkan parutan kelapa atau gula merah di bagian tengah adonan. Proses pematangan berlangsung 30 sampai 60 menit sebelum Sagu Bakar siap disajikan.

Rasa Manis Legit yang Menghangatkan Senja

Ketika matang, Sagu Bakar menampilkan tekstur yang menyerupai roti gandum. Rasa manis legitnya cocok sekali untuk menemani minuman hangat sambil menikmati panorama Ambon yang penuh pesisir pantai dan laut biru. Kombinasi pemandangan dan makanan ini membuat sore di Ambon terasa semakin istimewa.

Similar Posts