Es Selendang Mayang, Warisan Manis dari Zaman Batavia
lensakuliner.com – Es Selendang Mayang bukan sekadar minuman manis khas Betawi. Sejak zaman penjajahan Belanda, minuman ini sudah memikat banyak orang, termasuk warga Belanda yang tinggal di Batavia. Budayawan Betawi menjelaskan bahwa masyarakat Betawi dan orang Belanda biasa menikmati Es Selendang Mayang untuk melepas dahaga saat musim panas.
Cita Rasa Lembut dan Tampilan Warna yang Menarik
Minuman ini terbuat dari tepung sagu aren yang diolah menjadi lapisan lembut seperti puding atau kue lapis. Lapisan putih berasal dari santan, sedangkan warna merah muda atau hijau membuat tampilannya semakin menarik.
Penjual biasanya memotong adonan Selendang Mayang berbentuk persegi tipis, lalu menyajikannya di mangkuk. Mereka menambahkan gula merah cair atau sirup manis, santan gurih, dan es batu serut untuk menciptakan sensasi segar yang khas.
Sajian Favorit Saat Musim Panas
Pada masa lalu, para pedagang menjajakan Selendang Mayang dari siang hingga sore hari. Mereka mulai berjualan saat cuaca panas tiba, terutama antara bulan Juni hingga November. Yahya menjelaskan bahwa Kota Tua atau Old Batavia menjadi salah satu pusat penjualan teramai, karena banyak pasar besar seperti Pasar Penabang dan Pasar Senen berdiri di sana.
Baca Juga : Ampiang Dadiah, Yoghurt Alami Khas Ranah Minang
Diminati oleh Semua Kalangan
Masyarakat dari berbagai latar belakang menikmati Selendang Mayang. Warga Betawi, etnis Tionghoa, hingga orang Belanda sama-sama menyukai minuman ini. Warna-warna tropis dan rasa segarnya membuat siapa pun ingin mencicipinya.
Cerita lama dari warga Cikini menyebutkan bahwa orang Belanda yang tinggal di kawasan Menteng sering membeli Selendang Mayang sambil bersantai di rumah ketika cuaca terasa terik.
Populer Kembali di Zaman Sekarang
Kini, Es Selendang Mayang kembali populer di Jakarta. Kamu bisa menemukan penjualnya di Museum Fatahillah, Setu Babakan, atau gang-gang di Mampang Prapatan.
Beberapa hotel berbintang bahkan menyajikan Selendang Mayang sebagai welcome drink, sementara restoran bergaya tradisional menempatkannya di daftar menu utama. Banyak acara pernikahan modern juga menghidangkan minuman ini sebagai simbol tradisi Betawi.
Simbol Manis dari Budaya Betawi
Es Selendang Mayang bukan hanya sekadar minuman penyegar. Sajian ini melambangkan warisan kuliner Betawi yang berhasil bertahan di tengah perkembangan zaman. Dengan cita rasa lembut, tampilan cerah, dan sejarah panjangnya, Selendang Mayang tetap menjadi bagian istimewa dari identitas budaya Jakarta.