Sop Buntut: Sajian Lezat dengan Sejarah Panjang
lensakuliner.com – Sop buntut hadir sebagai makanan berkuah yang lezat, sehat, dan kaya rasa. Banyak orang menikmatinya saat cuaca dingin karena kuahnya yang menghangatkan tubuh.
Bagi pencinta kecantikan, sop buntut menjadi favorit karena kaya kolagen. Nutrisi ini membantu menjaga kesehatan kulit dan sendi. Tak heran banyak orang menganggap sop buntut bukan hanya makanan lezat, tetapi juga sumber gizi yang berharga.
Sop Buntut Ternyata Berasal dari Eropa
Banyak orang mengira sop buntut berasal dari Indonesia, padahal hidangan ini muncul pertama kali di Inggris. Sop buntut dikenal sebagai masakan rumahan sederhana yang memadukan kuah kaldu kaya rasa dengan daging buntut sapi yang dimasak perlahan hingga empuk. Perpaduan rasa gurih dari sumsum tulang membuat sop buntut digemari di seluruh dunia.
Sejarah Sop Buntut: Racikan Imigran Abad ke-17
Menurut laman Chinatown London, sop buntut lahir di kawasan Spitalfields, London Timur, pada abad ke-17. Kaum Huguenot dari Prancis dan imigran Belanda menciptakan hidangan ini untuk memanfaatkan buntut sapi yang dianggap murah pada masa itu.
Mereka merendam potongan buntut dengan bumbu seperti kayu manis, cengkeh, dan pala, lalu merebusnya selama 4–6 jam. Teknik ini membuat daging buntut empuk dan kuahnya kaya kolagen.
Baca Juga : Lapa-Lapa: Kuliner Tradisional Sulawesi Tenggara yang Sarat Makna
Perpaduan Rasa dan Tampilan Menggoda
Proses memasak lama membuat sop buntut terasa gurih dan bernutrisi. Mereka menambahkan sayuran seperti wortel, kentang, dan seledri untuk memberi warna dan rasa segar. Hasilnya, sop buntut tak hanya lezat tetapi juga menarik secara visual.
Adaptasi Sop Buntut di Indonesia
Ketika sop buntut masuk ke Indonesia, koki lokal mengkreasikannya dengan bumbu Nusantara. Mereka menambahkan jahe, ketumbar, cabai, dan jeruk nipis untuk memberi cita rasa pedas dan segar khas Asia.
Kesimpulan: Hidangan Dunia yang Jadi Favorit Nusantara
Sop buntut membuktikan bahwa kuliner mampu melintasi budaya dan negara. Hidangan ini lahir di Inggris dengan pengaruh Prancis dan Belanda, lalu beradaptasi di Indonesia menjadi makanan khas yang mendunia.