Babat Gongso: Perpaduan Rasa Lokal dan Tionghoa di Jantung Semarang
| | | |

Babat Gongso: Perpaduan Rasa Lokal dan Tionghoa di Jantung Semarang

lensakuliner.comBabat gongso merupakan kuliner khas Semarang yang memadukan cita rasa lokal dengan pengaruh Tionghoa. Hidangan ini terkenal karena bumbunya yang kaya rasa, aromanya yang menggugah, serta teksturnya yang empuk. Tak heran, banyak wisatawan menjadikan babat gongso sebagai salah satu alasan untuk kembali ke Kota Atlas.

Jejak Sejarah dari Kedatangan Laksamana Cheng Ho

Ketika Laksamana Cheng Ho berlabuh di pesisir Jawa pada abad ke-15, budaya Tionghoa mulai memberi warna baru bagi kehidupan masyarakat Semarang. Sejak saat itu, lahir beragam kuliner hasil perpaduan dua budaya, seperti lumpia, wingko babat, tahu gimbal, dan tentu saja babat gongso.
Melalui adaptasi dan kreativitas para pedagang, masakan ini berkembang menjadi ikon kuliner yang masih bertahan hingga kini.

Asal-usul Nama dan Teknik Memasak “Gongso”

Kata gongso berasal dari bahasa Jawa yang berarti “ditumis.” Karena itu, babat gongso berarti babat yang dimasak dengan cara menumis bumbu hingga harum.
Awalnya, masyarakat Jawa mengolah babat dalam bentuk soto atau gulai. Namun, seiring berjalannya waktu, para pedagang kaki lima di Semarang mencoba menumis babat dengan kecap manis, cabai, dan rempah. Akibatnya, terciptalah rasa gurih, manis, dan pedas yang begitu khas.
Selain itu, teknik menumis juga membuat aroma masakan ini semakin kuat dan menggugah selera.

Baca Juga : Kue Ku: Kue Tradisional Merah
yang Sarat Makna

Rahasia di Balik Kelezatan Babat Gongso

Untuk mendapatkan tekstur yang empuk, para koki biasanya merebus babat sapi terlebih dahulu sebelum menumisnya dengan bumbu gongso. Dengan cara ini, bumbu akan meresap sempurna ke dalam daging.
Campuran bawang merah, bawang putih, kemiri, cabai, serta kecap manis menciptakan rasa yang kaya dan seimbang. Selain itu, proses memasak yang sabar dan telaten menjadi kunci utama kenikmatannya.
Tentu saja, sepiring nasi putih hangat menjadi pendamping terbaik yang membuat sensasi rasanya semakin lengkap.

Lauk Pendamping yang Menambah Selera

Biasanya, penjual menyajikan babat gongso bersama lauk tambahan seperti paru goreng, telur dadar, atau sambal pedas. Kombinasi rasa manis, gurih, dan sedikit pedas menciptakan keseimbangan sempurna di lidah.
Selain itu, aroma tumisan kecap dan bawang membuat siapa pun sulit menolak hidangan ini. Tak heran jika banyak pengunjung menjadikan babat gongso sebagai menu wajib setiap kali datang ke Semarang.

Kuliner Legendaris yang Melekat di Hati Warga Semarang

Kini, babat gongso telah menjadi bagian penting dari identitas kuliner Semarang. Hidangan ini tidak hanya menggoda lidah, tetapi juga merepresentasikan kekayaan budaya yang terus hidup di tengah modernisasi.
Beberapa tempat legendaris seperti Babat Gongso Pak Karmin, Pak Taman, Pak Sabar, dan Nasgorbat Akbar terkenal sebagai penyaji terbaik. Setiap warung memiliki racikan bumbu khasnya sendiri, sehingga pengunjung dapat merasakan pengalaman kuliner yang berbeda di setiap tempat.

Similar Posts