Makan di Restoran Sunda Lumuk Bareto Legendaris
|

Makan di Restoran Sunda Lumuk Bareto Legendaris

lensakuliner.com – Lumuk Bareto adalah restoran dengan konsep khas Sunda yang mengusung nuansa pedesaan nan asri, namun siapa sangka lokasinya justru berada di tengah kota Bandung. Tempat makan ini menawarkan pengalaman kuliner yang tidak hanya memanjakan lidah dengan masakan tradisional, tetapi juga menghadirkan suasana kampung yang hangat dan otentik. Mulai dari dekorasi bambu, dapur tradisional dengan kayu bakar, hingga alunan musik kecapi dan suling Sunda yang menenangkan, semua dirancang untuk membuat pengunjung merasa seperti pulang ke rumah nenek di kampung.

Konsep Self-Service dan Antrian Makanan

Di sini konsepnya semi self-service. Kita ambil piring dan tatakan sendiri. Untuk makanannya, langsung antri ke counter, jadi cukup cepat prosesnya. Suasananya juga terang kalau siang karena pencahayaannya alami dari sinar matahari. Tapi kalau malam hari jadi redup dan hangat, memberikan kesan nyaman dan tenang.

Suasana Pedesaan yang Kental, Dekorasi Bernuansa Tradisional

Interiornya luar biasa menarik. Perabotannya terbuat dari kayu jati, rotan, dan anyaman bambu. Ada juga area lesehan dengan tikar pandan, kendi air, ornamen batik, dan piring-piring jadul. Rasanya kayak pulang ke kampung halaman sendiri! Musik Sunda seperti kecapi suling mengalun lembut, bikin suasana makin syahdu dan menggugah selera.

Dapur Tradisional yang Terbuka, Memasak dengan Kayu Bakar

Salah satu hal yang unik dan memikat dari Lumuk Bareto adalah dapurnya yang semi terbuka. Kita bisa lihat langsung proses masak dengan kayu bakar atau arang, lengkap dengan cobek batu, ulekan, kukusan bambu, dan wajan tanah liat. Aromanya sungguh menggoda dan terasa autentik!

Baca Juga : Bakso Legendaris Pakde Jangkung Sejak 1969 Masih Eksis

Menu Favorit: Dari Pepes, Nasi Liwet, hingga Sayur Asem

Menu andalan di sini sangat beragam. Ada pepes kukut, pepes bakar, pepes ikan, pepes ayam, pepes jamur, dan pepes tahu. Jangan lewatkan juga ayam bakar, gepu daging sapi, tumis genjer, dan tumis kangkung.

Untuk nasi, favoritnya tentu nasi merah dan nasi liwet. Nasi liwetnya dimasak pakai rempah seperti serai dan daun salam, serta ikan asin, lalu disajikan dalam kastrol bersama lauk-lauk seperti ayam goreng, tahu tempe, jambar roti, dan lalapan. Pokoknya lengkap!

Sambal yang Menggoda Selera, Tapi Perlu Sedikit Perbaikan

Di sini juga tersedia berbagai pilihan sambal: sambal terasi, sambal goang, dan sambal lenca. Tapi sayang, sambal lenca yang aku coba belum diketok dulu alias masih utuh, jadi pas digigit terasa agak pahit. Tapi overall tetap mantap.

Suasana Seperti di Rumah Nenek di Kampung

Restoran seperti Lumuk Bareto ini bukan hanya memanjakan lidah, tapi juga penglihatan dan penciuman. Rasanya seperti benar-benar lagi main ke rumah nenek di kampung—penuh nostalgia, hangat, dan menyenangkan.

Dekorasi Tambahan: Gabah, Nyiru, dan Ruang Nongkrong

Dekorasi tambahannya juga menarik. Ada gabah-gabah, nyiru, meja dari potongan bambu, dan ornamen-ornamen khas Sunda. Bahkan masih ada space kosong di atas bangunan yang mungkin ke depannya akan dijadikan tempat nongkrong.

Makan Bareng Keluarga: Dari Cumi Kuah Hitam hingga Sayur Asem

Menu makan kita hari itu mencakup sambal lenca, empal daging, cumi kuah hitam, sayur asem, jagung, dan kakap. Semuanya terasa segar dan nikmat.

Similar Posts