| | | | | | |

Pancake Durian Khas Medan: Manis, Lembut, dan Meledak di Lidah

Pancake Durian Khas Medan: Manis, Lembut, dan Meledak di Lidah

Medan, kota besar di ujung barat Indonesia, bukan hanya dikenal dengan keramahan orang Bataknya atau pesona Danau Tobanya. Kota ini juga menyimpan sejuta kenikmatan kuliner yang tak bisa dilupakan — mulai dari bika ambon yang legit hingga soto Medan yang gurih.
Namun di antara semua itu, ada satu kudapan yang kini menjadi ikon dan buah tangan wajib bagi siapa pun yang berkunjung ke kota ini: Pancake Durian Medan.

Bagi pecinta durian, makanan ini bukan sekadar camilan. Ia adalah perpaduan rasa surga yang membuat siapa pun jatuh cinta sejak gigitan pertama.

Asal-usul Pancake Durian: Dari Jalanan Medan ke Meja Para Wisatawan

Tidak ada catatan pasti siapa yang pertama kali menciptakan pancake durian di Medan, tapi cerita masyarakat lokal menyebutkan bahwa kudapan ini mulai populer di awal tahun 2000-an.
Ketika itu, durian Medan yang terkenal legit, manis, dan beraroma tajam menjadi incaran wisatawan dari luar daerah. Namun, karena durian segar tidak tahan lama, para pelaku usaha kuliner mulai mencari cara agar buah ini bisa dinikmati lebih praktis dan bisa dibawa pulang.

Dari ide itulah lahir pancake durian — cara modern menikmati durian tanpa repot kupas kulit dan tanpa aroma menyengat yang berlebihan.
Awalnya hanya dijual di toko oleh-oleh sederhana di kawasan Polonia dan Jalan Iskandar Muda. Kini, pancake durian sudah menjadi ikon kuliner Medan yang mendunia.

Paduan Sempurna: Lembut di Luar, Lumer di Dalam

Yang membuat pancake durian Medan begitu spesial adalah teksturnya yang kontras tapi harmonis.
Lapisan luarnya terbuat dari adonan lembut mirip crepe yang tipis dan halus, biasanya berwarna kuning cerah atau hijau muda. Warna ini bukan hanya cantik di mata, tapi juga menggoda selera.

Ketika digigit, lapisan luar yang lembut berpadu dengan isi durian yang creamy — menciptakan sensasi lumer di mulut, dingin, dan wangi menggoda.
Tak heran, banyak orang menyebut pancake durian Medan sebagai “the most elegant way to eat durian”.

Ragam Varian Rasa yang Menggoda

Meski klasiknya tetap pada durian asli, inovasi kuliner membuat pancake durian kini hadir dalam berbagai varian.
Ada yang menambahkan keju, cokelat, matcha, atau kopi Medan sebagai pelengkap.
Namun bagi pecinta durian sejati, versi original tetap tak tergantikan — durian murni tanpa tambahan apa pun, karena justru di sanalah kelezatan sejatinya berada.

Bentuknya pun kini semakin beragam: ada yang mini seperti bantal mungil, ada juga yang besar dan padat seperti kue bolu.
Setiap toko di Medan punya racikan rahasia sendiri, membuat penggemar pancake durian senang berburu untuk menemukan versi favorit mereka.

Tempat Terkenal untuk Menikmati Pancake Durian di Medan

Berkunjung ke Medan tanpa mencoba pancake durian ibarat datang ke Yogyakarta tanpa mencicip gudeg.
Beberapa tempat legendaris yang terkenal dengan kelezatan pancake duriannya antara lain:

  1. Durian House Medan – Tempat paling populer dengan varian rasa dan kemasan eksklusif untuk oleh-oleh.

  2. Ucok Durian Medan – Selain durian segar, mereka juga menjual pancake durian dengan isi daging durian terbaik.

  3. Durian Maidanii dan Durian Pelawi – Dua tempat lain yang banyak direkomendasikan wisatawan karena teksturnya lembut dan rasa duriannya autentik.

Lebih dari Sekadar Makanan: Simbol Cinta Kota Medan pada Durian

Pancake durian bukan hanya kuliner — ia adalah cerminan kecerdikan orang Medan dalam menjaga warisan rasa lokal sambil beradaptasi dengan zaman.
Makanan ini berhasil menyatukan dua dunia: tradisional dan modern, alami tapi elegan, sederhana tapi penuh cita rasa.

Baca juga :

Lontong Orari Khas Banjarmasin Kuliner Menggiurkan, Lezat, dan Wajib Dicoba

Penutup: Manisnya Medan dalam Setiap Gigitan

Setiap kota punya rasa yang mewakili jiwanya.
Yogyakarta dengan gudegnya, Palembang dengan pempeknya, dan Medan dengan pancake duriannya yang menggoda.

Setiap gigitan pancake durian adalah perjalanan rasa — dari harum durian yang kuat, lembutnya krim di lidah, hingga sensasi dingin yang menyegarkan.
Ia bukan sekadar makanan, tapi simbol cinta dan kebanggaan kota Medan terhadap kekayaan kulinernya.

Similar Posts